BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kanker adalah penyakit yang
paling menakutkan, tidak saja pada wanita tetapi juga pada pria dan anak-anak.
Tanggal 4 Februari diperingati sebagai Hari Kanker sedunia. Pada tahun 2007 dan
2008, peringatan hari kanker sedunia memfokuskan perhatian terhadap kanker pada
anak. Di Indonesia, saat ini sudah ada yayasan Onkologi anak Indonesia yang
memiliki selogan “Kanker pada Anak dapat diobati dan diupayakan sembuh bila
ditemukan lebih dini”.
Kanker adalah penyakit akibat
pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah jadi sel
kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar kebagian tubuh
lain sehingga dapat menyebabkan kematian.
Kanker sering dikenal
masyarakat sebagai tumor, padahal tidak semua tumor adalah kanker. Tumor adalah
segala benjolan tidak normal yang bukan radang.
Pada makalah ini kami akan
membahas mengenai skrining untuk keganasan dan penyakit sistemik yang meliputi
: kanker leher rahim/serviks ; kanker endometrium ; kanker payudara ; serta
cara pencegahannya yang meliputi Pap Smear, IVA, dan Sadari.
Kanker pada alat reproduksi
masih menduduki peringkat pertama kanker pada wanita. Dua per tiga kasus kanker
di dunia terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kanker bisa
disembuhkan jika dideteksi sejak dini. Karenanya, setiap wanita perlu mengenali
gejala dan memeriksakan diri.
Kanker mulai didalam sel-sel, blok-blok
bangunan yang menyusun jaringan-jaringan. Jaringan-jaringan menyusun
organ-organ tubuh. Secara normal, sel-sel tumbuh dan membelah untuk membentuk
sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika sel-sel tumbuh menjadi
tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat mereka.
Kadangkala, proses yang teratur ini
berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka,
dan sel-sel tuatidak mati ketika mereka seharusnya mati. Sel-sel ekstra ini
dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor.
Ketika kanker menyebar dari tempat asalnya
ke bagian lain tubuh, tumor baru mempunyai macam yang sama dari sel-sel yang
abnormal dan nama yang sama seperti tumor primernya. Contohnya, jika kanker
leher rahim menyebar ke paru-paru, sel-sel kanker didalam paru-paru sebenarnya
adalah sel-sel kanker leher rahim. Penyakitnya adalah kanker leher rahim yang
metastatik, bukan kanker paru-paru. Untuk sebab ini, ia dirawat sebagai kanker
leher rahim, bukan kanker paru-paru. Dokter-dokter menyebut tumor baru penyakit
"jauh" atau metastatik.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Apa
yang dimaksud kanker system reproduksi?
2.
Apa
yang dimaksud kanker serviks?
3.
Apa
yang dimaksud kanker endometrium?
4.
Apa
yang dimaksud kanker payudara?
5.
Apa
yang menyebabkan timbulnya kanker tersebut?
6.
Bagaimana
metode pencegahannya?
7.
Bagaimana
metode pap smear?
8.
Bagaimana
metode IVA?
9.
Bagaimana
metode sadari?
1.3
Tujuan Penulisan
1.
Untuk
mengetahui apa itu kanker system reproduksi
2.
Untuk
mengetahui apa itu kanker serviks
3.
Untuk
mengetahui apa itu kanker endometrium
4.
Untuk
mengetahui apa itu kanker payudara
5.
Untuk
mengetahui apa yang menyebabkan timbulnya penyakit tersebut
6.
Untuk
mengetahui bagaimana metode pencegahannya
7.
Untuk
mengetahui bagaimana metode pap smear
8.
Untuk
mengetahui bagaimana metode IVA
9.
Untuk
mengetahui bagaimana metode sadari
1.4
Manfaat Penulisan
1.
Bagi Mahasiswa
Makalah ini diharapkan
dapat menambah ilmu pengetahuan dan wawasan mahasiswa, sehingga dapat
mengaplikasikannya dalam memberikan asuhan kebidanan.
2.
Bagi Petugas Kesehatan
Makalah ini diharapkan
dapat memberikan manfaat bagi petugas kesehatan khususnya bidan dalam
memberikan asuhan kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kanker Sistem Reproduksi
Kanker system reproduksi adalah penyakit pada system reproduksi
akibat pertumbuhan tidak normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah jadi
sel kanker. Dalam perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar kebagian
tubuh lain sehingga dapat menyebabkan kematian.
A. Kanker Leher Rahim (Serviks)
1.
Definisi
Kanker leher rahim atau yang
disebut juga kanker serviks adalah jenis kanker yang 99,7% disebabkan oleh
Human Papilloma Virus (HPV) onklogenik, yang menyerang leher rahim. ( Wikipedia
Bahasa Indonesia)
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, saat
ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas di antara berbagai
jenis kanker yang menyebabkan kematian pada perempuan di dunia. Di Indonesia,
setiap tahun terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks, dan kira-kira
sebanyak 8000 kasus di antaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO,
Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang
tertinggi di dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks
muncul seperti musuh dalam selimut. Seringkali baru diketahui hingga penyakit
telah mencapai stadium lanjut.
2.
Gejala
Kanker Serviks
Pada
awal stadium kanker hampir tidak ada gejala, kecurigaan timbul bila ada keluhan
keputihan atau mengalami perdarahan setelah berhubungan seksual.
Gejala lanjut dari kanker serviks ini
adalah;
a.
Perdarahan di luar masa haid
b.
Jumlah darah haid tidak normal
c.
Perdarahan pada masa menopause ( setelah
berhenti haid )
d.
Keputihan yang bercampur darah atau nanah
3. Yang berisiko
terkena Kanker Serviks
a.
Menikah usia muda
b.
Melakukan hubungan seks di usia muda
c.
Berganti – ganti pasangan seks
d.
Melahirkan banyak anak
e.
Pasangan ( suami ) yang tidak disunat / di
khitan
f.
Kurang menjaga kebersihan alat kelamin
g.
Mempunyai riwayat penyakit kelamin kronis
h.
Sering mengalami keputihan
4.
Cara Deteksi Dini Kanker Serviks
Deteksi
dini kanker dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan metode pap smear namun
biayanya mahal, lalu pilihan kedua adalah dengan metode IVA , biayanya lebih
murah.
5.
Cara Pengobatan Kanker Serviks
a.
Pengobatan dengan cara Operasi (operasi
sederhana, besar, atau khusus)
Operasi sederhana dilakukan pada tingkat
stadium awal (prakanker) dari 0 hingga 1A. operasi tersebut disebut konitasi
(pemotongan rahim secara kerucut) karena berada dalam stadium awal, kanker
masih berada disel-sel selaput lender. Operasi juga dapat dilakukan bila pasien
masih ingin hamil. Bila pasien sudah tidak ingin hamil lagi, maka histerektomi
simple (pengangkatan rahim secara keseluruhan) akan dilakukan. Tujuannya adalah
agar kanker tidak tumbuh lagi.
Jika
kanker sudah berada pada stadium 1B sampai 2A atau 2B, maka histerektomi
radikal akan dilakukan. Seluruh rahim akan diangkat berikut spertiga vagina dan
penggantung rahim akan dipotong sedekat mungkin dengan dinding panggul. Walaupun
vagina dipotong, tidak berarti pasien tidak bias berhubungan seks. Awalnya
penderita hanya merasa tidak nyaman karena vagina menjadi lebih pendek.
b.
Pengobatan dengan Radiasi atau penyinaran
(Radioterapi dengan menggunakan sinar X)
Pengobatan
ini dilakukan jika kanker serviks sudah berada pada stadium 2B keatas. Operasi
sudah tidak dapat dilakukan lagi dan cara yang dapat ditempuh adalah dengan
radiasi atau penyinaran.
c.
Pengobatan dengan Cara Kemoterapi
Cara
ini biasanya dilakukan oleh Dokter jika operasi dan radiasi tidak memungkinkan
lagi. Jika dalam 1 tahun pasien sudah pernah diradiasi maka proses radiasi
tidak mungkin lagi dilakukan karena dikhawatirkan akan terjadi komplikasi. Akan
tetapi kemoterapi memerlukan biaya yang sangat mahal. Pengobatan dengan cara
penyinaran dan kemoterapi berbeda dengan operasi. Meskipun sepertiga vagina
harus diangkat, tetapi penderita masih dapat melakukan hubungan seks.
2.2
Kanker Endometrium
1.
Definisi Kanker Endometrium
Kanker lapisan endometrium adalah
tumor ganas yang tumbuh pada kelenjar lapisan endometrium, merupakan salah satu
dari tiga macam tumor ganas pada organ reproduksi, menempati sekitar 7% dari
keseluruhan kanker pada wanita, merupakan 20% - 30%nya tumor ganas saluran
reproduksi. Kanker lapisan endometrium dapat tumbuh pada usia apapun, umur yang
paling umum adalah 58 – 61 tahun, 50% - 70% terkena penyakit setelah menopause.
Belakangan ini kasus kanker lapisan endometrium terus meningkat, telah
mendekati bahkan melebihi kanker serviks. Kemungkinan hidup 5 tahun pasien kanker
lapisan endometrium 25% - 30%, kambuh ulang kanker lapisan endometrium adalah
hal yang paling mempengaruhi kemungkinan hidup 5 tahun pasien.
2.
Penyebab Kanker Endometrium
Sampai
sekarang dunia medis masih belum bisa memastikan apa penyebab munculnya kanker lapisan endometrium, biasanya
diperkirakan karena gabungan dari banyak
factor, selain itu penyebab yang berbahaya lainnya
yakni : robeknya serviks, berhubungan seksual terlalu sering, hubungan seksual yang kacau,
mengabaikan kebersihan hubungan seksual, mengabaikan
kebersihan menstruasi, terlalu panjangnya kulit pembungkus penis pasangan, infeksi virus herpes tipe dua
dan infeksi virus papiloma, penyakit
kelamin, infeksi fungi, dll.
3.
Yang berisiko Terkena Kanker Endometrium
a.
Orang gemuk : lemak yang berlebihan dapat
menjadi penyebab munculnya kanker lapisan endometrium.
b.
Penderita diabetes : pasien diabetes atau orang dengan kadar
glukosa yang tidak normal, resiko terkena kanker lapisan endometrium dibanding
orang normal adalah 2,8 kali lipatnya.
c.
Penderita hipertensi : kebanyakan kanker
lapisan endometrium juga disertai hipertensi.
d.
Orang yang menstruasi tidak teratur :
menstruasi yang kacau, jumlahnya banyak, resiko terkena kanker lapisan
endometrium dibanding wanita normal adalah 3 kali lipatnya.
e.
Orang yang menstruasi awal dan menopause
terlambat : orang yang mulai menstruasi awal sebelum umur 12 tahun dibandingkan
dengan yang setelah 12 tahun, resiko terkena kanker lapisan endometrium lebih
banyak 60%, begitu pula wanita yang menopause terlambat lebih gampang terkena
kanker lapisan endometrium.
f.
Kanker lapisan endometrium lebih banyak terjadi
pada yang banyak melahirkan, belum pernah melahirkan, dan yang tidak bisa
hamil.
g.
Penderita sindrom polikistik ovarium.
h.
Penderita tumor ovarium : dapat mengakibatkan
menstruasi tidak teratur, pendarahan setelah menopause dan pembesaran kelenjar
endometrium bahkan kanker kelenjar endometrium.
i.
Wanita yang mengonsumsi hormon betina memiliki
resiko yang tinggi terkena kanker lapisan endometrium.
4.
Gejala Kanker Endometrium
Pasien tahap awal tidak menunjukkan
gejala yang jelas, kadang hanya terasa ketika pemeriksaan biasa atau
pemeriksaan onkologis. Namun begitu muncul gejala, biasanya terasa seperti
berikut :
a.
Vagina berdarah : ini adalah gejala kanker lapisan endometrium yang paling sering
ditemui dan gejala yang paling awal ditemui. Seringkali darah keluar tidak
beraturan, darah yang keluar kadang banyak kadang sedikit, bagi wanita yang belum
menopause gejala ditemui sebagai menstruasi yang banyak, berlangsung lama, bagi
wanita yang telah menopause gejala ditemui sebagai vagina berdarah.
b.
Vagina keluar cairan : pelepasan organ kanker
lapisan endometrium yang mati dapat mengakibatkan pengeluaran cairan pada
vagina, cairan yang keluar bisa seperti kuah beras yang bercampur dengan
sedikit darah atau nanah dengan bau yang tidak sedap.
c.
Sakit : sering terjadi pada pasien stadium
lanjut, sakit dikarenakan tumor menghimpit saraf, dapat terasa pada bagian
lumbosakral, perut bagian bawah atau bahkan sampai kaki.
d.
Pasien stadium lanjut dapat diraba adanya
pembesaran rahim, juga mungkin menakibatkan kaki bengkak dan sakit, anemia,
badan kurus, demam, penurunan kondisi badan, dll.
e.
Berdasarkan gejala di atas ini dilanjutkan
dengan pemeriksaan pendukung, dapat dilakukan diagnosa terhadap kanker lapisan
endometrium, maka dari itu para wanita harus selalu waspada terhadap perubahan
pada menstruasi dan jenis zat sekresi vagina, begitu muncul gejala harus sesegera
mungkin periksakan ke rumah sakit.
5.
Cara Diagnosa Kanker Lapisan Endometrium
a.
Diagnosa
Biasanya dilakukan pap smear
terlebih dahulu, kemudian pemeriksaan bagian intrauterine, baru dilakukan
kuretase endometrium, sample akan dimasukkan dan dipisahkan ke dalam botol yang
sudah ditandai, dan diantarkan ke bagian pemeriksaan patologi. Hasil patologi
yang didapat adalah pendukung diagnosa kanker lapisan endometrium.
b.
Histeroskopi
Dapat secara langsung mengamati
keadaan lesi lapisan endometrium, dan diambil lesi yang diduga aktif untuk
diperiksakan.
c.
Kateter Intrauterine
Dengan menggunakan kateter yang
dibuat dari bahan khusus atau sikat kateter dimasukkan ke bagian intrauterine,
diambil zat sekresi untuk dilakukan pemeriksaan sitologi, digunakan untuk pemeriksaan
penyaringan.
d.
USG : dapat menunjukkan penginvasian
lapisan otot.
6.
Pembagian stadium kanker lapisan endometrium
Apabila hasil diagnosa telah jelas membuktikan
terdapat kanker, dokter butuh
memahami keadaan penyakit lebih dalam supaya dapat menentukan cara pengobatan yang paling tepat. Faktor yang
menentukan stadium termasuk
apakah tumor menginvasi ke organ di sekitar; apakah kanker sudah mulai meluas; apabila telah meluas, sudah meluas
sampai bagian mana. Pembagian stadium
kanker lapisan endometrium termasuk :
Stadium 0 : hanya sebatas pembesaran
kelenjar tumor, juga disebut sebagai
titik awal kanker.
Stadium I : kanker hanya sebatas rahim.
Stadium II : kanker telah menginvasi ke
serviks.
Stadium III : kanker telah meluas sampai
ke luar rahim (termasuk vagina), tapi
belum melebihi tulang panggul.
Stadium IV : kanker melebihi tulang
panggul atau dengan jelas menginvasi
ke kandung kemih atau selaput dubur.
7.
Cara Pengobatan Kanker Lapisan Endometrium
a.
Operasi : merupakan cara yang paling
sering digunakan untuk mengobati kanker lapisan endometrium, cara operasi
seharusnya disesuaikan dengan kondisi penyakit pasien, bisa dikerjakan operasi
pengangkatan seluruh rahim dan kedua lampirannya, bisa juga dikerjakan operasi
yang lebih luas yakni pengangkatan seluruh rahim dan pembersihan kelenjar getah
bening pada tulang panggul.
b.
Radioterapi : bagi yang tidak cocok
menjalankan operasi, sering digunakan penyinaran radiasi pada dalam rongga
badan dan luar badan.
c.
Kemoterapi : sering digunakan pada pasien
tahap lanjut yang tidak dapat dioperasi atau radioterapi, dan pengambuhan
setelah terapi.
2.3
Kanker Payudara
A.
Definisi
Kanker
payudara adalah keganasan yang bermula dari sel-sel di payudara kemudian tumbuh
di dalam jaringan payudara. Kanker bisa mulai tumbuh didalam kelenjar susu,
saluran susu, jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. Hal ini
terutama menyerang wanita, tetapi tidak menutupkemungkinan terjadi juga pada pria.
Selain
itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit
neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma.
B.
Gejala
Pada tahap awal
kanker payudara biasanya tidak muncul adanya tanda-tanda atau gejala. Tetapi
ketika tumor semakin membesar, dapat terjadi perubahan yang terlihat atau
dirasakan pada payudara. Gejala- gejala yang muncul antara lain :
1. Benjolan keras
pada payudara / daerah sekitar payudara atau ketiak.
2. Perubahan
ukuran atau bentuk payudara.
3. Kerutan
pada payudara.
4. Puting
masuk ke dalam payudara.
5. Keluarnya
cairan dari puting payudara, umunya berupa darah.
6. Besisik,
merah, atau bengkak pada payudara, putting, atau areola. Terjadi perubahan warna atau rasa kulit
payudara, terlihat seperti kulit jeruk.(NCI, 2009)
C.
Jenis
Ada
beberapa jenis kanker payudara, antara lain:
1.
Ductal karsinoma in situ (DCIS)
Ductal karsinoma in situ (DCIS) juga
dikenal sebagai karsinoma intraductal adalah jenis kanker payudara non-invasif
yang paling umum. DCIS berarti bahwa sel-sel kanker berada di dalam saluran
tetapi belum menyebar melalui dinding saluran ke dalam payudara di jaringan
sekitarnya.
2.
Lobular karsinoma in situ
Merupakan lobular neoplasia yang
diklasifikasikan sebagai jenis kanker payudara non-invasif. Kanker ini dimulai
dalam kelenjar susu tetapi tidak tumbuh melalui dinding lobulus. Kebanyakan
spesialis kanker payudara berpikir bahwa LCIS sendiri tidak menjadi kanker
invasif, tetapi wanita dengan kondisi ini memiliki resiko yang lebih tinggi
dapat menjadi invasif.
3.
Invasif (atau infiltratif) karsinoma duktal
Merupakan jenis kanker payudara yang
paling umum. Invasif (atau infiltratif) karsinoma duktal (IDC) dimulai dari
sebuah bagian saluran susu dari payudara, menerobos dinding saluran, dan tumbuh
ke dalam jaringan lemak payudara. Pada titik ini, mungkin dapat menyebar
(metastasis) ke bagian lain dari tubuh melalui sistem limfatik dan aliran
darah. Sekitar 8 dari 10 kanker payudara invasif adalah infiltratif karsinoma
duktal.
4.
Invasif (atau infiltrating) lobular carcinoma
Karsinoma invasif lobular (ILC)
mulai di kelenjar susu (lobulus). Seperti IDC, dapat menyebar (metastasis) ke
bagian lain dari tubuh. Sekitar 1 dari 10 payudara invasif kanker adalah ILC.
Lobular carcinoma invasif lebih sulit untuk dideteksi oleh mammogram dari
karsinoma duktal invasif.
D. Stadium dalam kanker payudara:
1.
Stadium 1
Tumor terbatras pada payudara,bebas
dari jaringan sekitarnya,tidak ada fiksasi/infiltrasi ke kulit dan jaringan
dibawahnya(otot). Besar tumor 1-2cm.Kelenjar getah bening regional belim
teraba.
2.
Stadium 2
Sesuai dengam stadium 1 , hanya
besar tumor 2,5-5cm dan sudah ada satu beberapa kelenjar bening aksila yang
masih bebas dengfan diameter < 2cm.
3.
Stadium III
Tumor sudah meluas dalam payudara
(5-10cm) tapi masih bebas disekitarnya, KGB aksila masih bebas satu sama lain.
4.
Stadium IIIB Tumor sudah kedalam payudara (5-10cm) fiksasi
pada kulit atau dinding dada dan ada oedema (>1/3 permukaan kulit payudara),
ulserasi dan atau nodul satelit, kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain atau terhadap jaringan disekitarnya. Diameternya > 2,5cm , belum ada
metastasis jauh.
5.
Stadium IV
Tumor seperti pada yang lain, tetapi sudah disertai dengan
KGB aksila supra-klavikula dan metastasis jauh lainnya.
E. Cara Pengobatan
Pengobatan
kanker payudara invasif sesuai tahap:
1.
Stadium I
Kanker ini masih relatif kecil dan
belum menyebar ke kelenjar getah bening atau tempat lain.
Terapi Lokal: Kanker stadium I dapat
diobati dengan pembedahan payudara (Lumpectomy, mastektomi parsial) atau
modifikasi mastektomi radikal. Kelenjar getah bening juga perlu diperiksa,
dengan biopsi kelenjar getah bening sentinel atau getah bening aksila node
diseksi. Mastektomi sendiri adalah operasi pengangkatan payudara. Ada 3 jenis
mastektomi (Hirshaut & Pressman, 1992 dalam id.wikipedia.org) :
a.
Modified Radical Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga,
serta benjolan di sekitar ketiak.
b.
Total (Simple) Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan seluruh
payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.
c.
Radical Mastectomy
yaitu operasi pengangkatan sebagian
dari payudara. Biasanya disebut lumpectomy, yaitu pengangkatan hanya pada
jaringan yang mengandung sel kanker, bukan seluruh payudara. Operasi ini selalu
diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada
pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara. Terapi
radiasi biasanya diberikan setelah operasi payudara. Wanita tersebut dapat
mempertimbangkan operasi payudara tanpa terapi radiasi jika :
a) Wanita tersebut adalah usia 70 tahun
atau lebih.
b) Tumor kurang dari atau sama dengan 2
cm dan sudah benar-benar hilang.
c) Tumor berisi reseptor hormon dan
terapi hormon diberikan.
d) Tidak ada kelenjar getah bening yang
diangkat karena kanker.
Terapi
Ajuvan Sistemik: Kemoterapi ajuvan biasanya dianjurkan untuk tumor yang lebih
besar. Untuk kanker HER2-positif, trastuzumab adjuvant (Herceptin) biasanya
direkomendasikan.
2.
Stadium II
Kanker
ini lebih besar dan atau sudah menyebar ke beberapa kelenjar getah bening di
dekatnya. Terapi Lokal: pilihan terapi bedah dan radiasi untuk tumor sadium II
mirip dengan tumor stadium I, terapi radiasi dapat dilakukan setelah mastektomi
jika tumor telah membesar (lebih dari 5 cm) atau sel kanker ditemukan di beberapa
kelenjar getah bening.
Terapi
Ajuvan sistemik: terapi ajuvan sistemik dianjurkan untuk wanita dengan kanker
payudara stadium II. Hal ini melibatkan terapi hormon, kemoterapi, trastuzumab,
atau beberapa kombinasi tersebut, tergantung pada usia pasien, status reseptor
estrogen, dan HER2/neu status. Neoadjuvant Terapi: Pilihan bagi beberapa wanita
yang ingin terapi payudara untuk tumor lebih besar dari 2 cm adalah kemoterapi
neoadjuvant (sebelum operasi), terapi hormon, dan/atau trastuzumab untuk mengecilkan
tumor. Jika pengobatan neoadjuvant dapat mengecilkan tumor, wanita tersebut
mungkin harus operasi payudara (seperti lumpectomy) diikuti dengan terapi
radiasi, serta terapi hormon jika tumor adalah hormon reseptor-positif. Jika
tumor besar, maka mastektomi mungkin diperlukan. Hal ini dapat diikuti oleh
kemoterapi yang berbeda. Terapi radiasi mungkin diperlukan jika tumor besar
(lebih dari 2 inci) atau jika kelenjar getah bening mengandung kanker. Radiasi
biasanya diberikan setelah operasi. Terapi hormon mungkin diberikan jika tumor
adalah hormon reseptor-positif. Terapi hormon dapat diberikan baik sebelum dan
sesudah operasi.
3.
Stadium III
Perawatan
lokal untuk beberapa jenis kanker payudara stadium IIIA sebagian besar sama
dengan stadium II kanker payudara. Kanker dihilangkan dengan operasi payudara
(seperti lumpectomy) diikuti dengan terapi radiasi, atau dengan mastektomi
radikal yang dimodifikasi (dengan atau tanpa rekonstruksi payudara). Sentinel
biopsi kelenjar getah bening atau kelenjar getah bening aksila pembedahan juga
dilakukan. Terapi radiasi dapat digunakan setelah mastektomi jika tumor besar
(lebih dari 5 cm di seluruh) atau ditemukan telah menyebar ke beberapa kelenjar
getah bening. Pembedahan biasanya diikuti dengan kemoterapi ajuvan sistemik,
dan atau terapi hormon, dan atau trastuzumab. Stadium III kanker sering diobati
dengan neo adjuvant kemoterapi (sebelum operasi). Mastektomi dilakukan dengan
pengangkatan kelenjar getah bening aksila (suatu diseksi kelenjar getah bening
ketiak).
4.
Stadium IV
Stadium IV kanker telah menyebar ke
luar kelenjar payudara dan getah bening ke bagian lain dari tubuh. Meskipun
operasi dan atau radiasi mungkin berguna dalam beberapa situasi, operasi
tersebut sangat tidak mungkin untuk menyembuhkan kanker ini, sehingga terapi
sistemik adalah pengobatan utama. Hal ini tergantung pada banyak faktor, yang
dapat terdiri dari terapi hormon, kemoterapi, sasaran terapi seperti
trastuzumab (Herceptin) atau lapatinib (Tykerb), atau beberapa kombinasi dari
perawatan ini. Trastuzumab dapat membantu wanita dengan kanker HER2-positif
hidup lebih lama jika diberikan dengan kemoterapi pertama untuk penyakit
stadium IV. Hal ini belum diketahui apakah juga harus diberikan pada waktu yang
sama dengan terapi hormon, atau berapa lama seorang wanita harus melakukan
terapi (American Cancer Society, 2010).
F. Cara Pencegahan
1.
Pencegahan primordial
Upaya
ini dimaksudkan dengan memberi kondisi pada masyarakat yang memungkinkan
penyakit tidak mendapat dukungan dasar dari kebiasaan, gaya hidup dan faktor
risiko lainnya. Upaya pencegahan ini sangat kompleks dan tidak hanya merupakan
upaya dari pihak kesehatan saja, misalnya menciptakan prakondisi sehingga
masyarakat merasa bahwa rokok itu suatu kebiasaan yang kurang baik, dan mempromosikan
program berolahraga secara teratur serta melakukan salah satu bentuk promosi
kesehatan yang ditujukan pada orang yang sehat melalui upaya pola hidup sehat.
2. Pencegahan Primer
Pencegahan primer pada kanker payudara
dilakukan pada orang yang memiliki resiko untuk terkena kanker payudara melalui
upaya menghindarkan diri dari keterpaparan pada berbagai faktor resiko.
Beberapa cara yang dilakukan adalah :
a.
Perbanyak makan buah dan sayuran berwarna kuning atau hijau
karena banyak mengandung vitamin, seperti
beta karoten, vitamin c, mineral, klorofil, dan fitonutrien lainnya yang dapat
melindungi tubuh dari kanker
b.
Kurangi makanan yang mengandung lemak tinggi. Telah banyak
bukti yang menunjukan adanya hubungan makanan tinggi lemak dengan beberapa
jenis kanker, dan yang terbanyak terjadi pada kanker payudara.
c.
Konsumsilah makanan yang banyak mengandung serat. Serat akan
menyerap zat-zat yang bersifat karsinogen dan lemak, yang kemudian membawanya
keluar dengan feses.
d.
Makanlah produk kedelai seperti tahu dan tempe. Kedelai
selain mengandung flonoid yang berguna untuk mencegah kanker, juga mengandung
genestein yang berfungsi sebagai estrogen nabati (fitoestrogen). Estrogen
nabati iini akan menempel pada reseptor estrogen sel-sel epitel saluran
kelenjar susu, sehingga akan menghalangi estrogen asli untuk menempel pada
saluran susu yang akan merangsang tumbuhnya sel kanker.
e.
Kurangi makan makanan yang diasinkan, dibakar, diasap atau
diawetkan dengan nitrit. Makanan tersebut dapat menghasilkan senyawa kimia yang
dapat berubah menjadi karsinogen aktif.
f.
Hindari alkohol dan rokok.
g.
Pengontrolan berat badan dengan diet seimbang dan olahraga
akan mengurangi resiko terkena kanker
payudara.
h.
Upayakan pola hidup yang seimbang seperti menghindari gaya
hidup yang sering mengkonsumsi makanan
tinggi lemak, makanan cepat saji dan usahakan olahraga teratur.
i.
Hindari stress.
Kaum perempuan harus mewaspadai setiap
perubahan yang terjadi pada payudaranya. Untuk mengetahui perubahan-perubahan
tersebut, ada cara sederhana yang disebut "SADARI" atau periksa
payudara sendiri. Pada wanita produktif, SADARI harus dilakukan sebulan sekali,
5-7 hari setelah haid berakhir, karena saat ini pengaruh hormonal estrogen
progesterone sangat rendah dan jaringan kelenjar payudara saat itu dalam
keadaan tidak oedema sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau kelainan.
3.
Pecegahan Sekunder
Pencegahan sekunder berupa usaha untuk
mencegah timbulnya kerusakan lebih lanjut akibat kanker payudara dengan
mengidentifikasi kelompok populasi berisiko tinggi terhadap kanker payudara,
dan deteksi dini pada individu yang tanpa gejala.
4.
Pencegahan Tersier
Pencegahan
tersier adalah usaha untuk mencegah timbulnya komplikasi kanker payudara.(
Anonim, 2010 ).
G. Faktor Risiko Kanker Payudara
Faktor risiko adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kesempatan seseorang mendapatkan penyakit, seperti kanker.
Faktor Resiko Kanker Payudara :
1. Gender
Wanita
memiliki faktor resiko lebih tinggi daripada laki-laki, hal ini dipengaruhi
oleh adanya hormon estrogen dan progesteron pada wanita. Pria dapat terkena
kanker payudara, tetapi rasionya 100 kali lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan laki-laki.
2. Umur
Resiko
terkena kanker payudara meningkat seiring bertambahnya usia. Sekitar 1 dari 8
kanker payudara yang ditemukan pada wanita dibawah 45 tahun, sementara sekitar
2 dari 3 kanker payudara ditemukan pada wanita usia 55 tahun atau lebih.
3. Genetik
Sekitar
5%-10% dari kanker payudara diturunkan, yang disebabkan secara langsung dari
kerusakan gen/mutasi warisan dari orang tuanya. BRCA 1 dan BRCA2 : Pada sel
normal, gen ini membantu mencegah kanker dengan membuat protein yang membantu
menjaga sel-sel tumbuh abnormal.Jika seseorang mewarisi gen ini dari orang tua
maka memiliki resiko terkena kanker payudara.
4. Riwayat keluarga
Resiko
pada wanita yang memiliki ibu atau saudara wanita yang terkena kanker payudara
adalah dua kali lipat dari pada wanita yang memiliki ibu dan saudara wanita
yang terkena kanker payudara memiliki resiko 3 kali lipat terkena kanker
payudara (Petrakis, 1982).
5. Sejarah kanker payudara
Seorang
wanita yang terkena kanker payudara pada salah satu bagiannya memiliki resiko
3-4 kali lipat perkembangan kanker payudara di bagian yang lainnya atau pada
bagian payudara yang sama.
6. Ras dan Etnis
Wanita
kulit putih memiliki resiko lebih besar daripada wanita Afrika-Amerika. Wanita
kulit hitam cenderung memiliki tumor lebih agresif. Asia, Hispanik, dan wanita
asli Amerika memiliki resiko lebih rendah terkena dan meninggal karena kanker
payudara.
7. Jaringan payudara yang padat
Perempuan
dengan jaringan padat payudara memiliki jaringan kelenjar banyak dan jaringan
lemak kurang, dan memiliki resiko tinggi terkena kanker payudara. Jaringan
payudara padat membuat dokter lebih sulit menemukan masalah pada mammogram.
8. Lobular Karsinoma In Situ ( LCIS)
Wanita
dengan LCIS memiliki peningkatan resiko 7-11 kali lipat terkena kanker
payudara.
9. Periode Menstruasi
Wanita
yang mulai menstruasi pada usia dini (sebelum usia 12 tahun) dan atau mengalami
menopause setelah umur 55 tahun mempunyai resiko sedikit lebih tinggi terkena
kanker payudara. Hal ini dimungkinkan karena terkait dengan paparan hormon
estrogen dan progesteron.
10. Radiasi
Wanita
yang melakukan terapi radiasi pada daerah dada termasuk payudara sebelum usia
30 tahun meningkatkan resiko terkena kanker payudara. Hal ini termasuk wanita
yang diradiasi karena lymphoma Hodgkin. Studi menunjukkan bahwa wanita muda
yang melakukan rediasi memiliki resiko yang lebih tinggi terkena kanker
payudara (National Cancer Institute. 2009).
11. Status Pernikahan
Wanita
yang tidak memiliki anak atau yang memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun
memiliki resiko kanker payudara sedikit lebih tinggi.
12. Kontrasepsi Oral
Studi
menunjukkan bahwa wanita yang menggunakan kontrasepsi oral (pil KB) mempunyai
resiko sedikit lebih besar terkena kanker payudara daripada wanita yang tidak
pernah menggunakan pil KB.
13. Menyusui
Studi
menunjukkan bahwa menyusui bisa mengurangi resiko kanker payudara, terutama
jika menyusui selama 1 ½ sampai 2 tahun.
14. Alkohol
Penggunaan
alkohol dikaitkan dengan peningkatan resiko terkena kanker payudara.
15. Obesitas
Obesitas
meningkatkan resiko kanker payudara, terutama bagi perempuan setelah menopause.
Sebelum menopause ovarium wanita memproduksi estrogen, dan jaringan lemak
menghasilkan estrogen. Setelah menopause (ovarium berhenti menghasilkan
estrogen), sebagian besar estrogen wanita berasal dari jaringan lemak. Wanita
yang memiliki jaringan lemak lebih banyak setelah menopause dapat meningkatkan
resiko terkena kanker payudara karena kadar estrogen meningkat.
16. Olahraga
Aktivitas
fisik dalam bentuk latihan mengurangi resiko kanker payudara. Penelitian yang
dilakukan oleh Women’s Health Initiative (WHI) 1,5-2,5 jam per minggu dari
jalan cepat mengurangi resiko seorang wanita sebesar 18%. Berjalan 10 jam
seminggu mengurangi resiko kanker payudara lebih banyak. American Cancer
Society merekomendasikan 45-60 menit aktivitas fisik selama 5 kali atau lebih
dalam seminggu.
2.4
Pap Smear
Kanker
mulut rahim atau leher rahim atau di kenal dengan istilah kedokterannya kanker
serviks merupakan jenis kanker yang sering terjadi pada wanita dan juga
merupakan penyebab kematian nomor satu dari jenis kanker yang menyerang wanita.
Untuk dapat mendeteksi kanker serviks tersebut maka perlu melakukan pemeriksaan
pap smear.
PAP
SMEAR adalah pemeriksaan untuk mendeteksi gejala kanker serviks secara
dini. Dengan melakukan pemeriksaan pap smear setiap tahun, jika ditemukan
adanya kanker serviks baru pada tahap awal sehingga kesempatan untuk sembuh
lebih besar. Artinya semakin dini penyakit kanker serviks diketahui maka
semakin mudah menanganinya.
Pemeriksaan
Pap smear sangat sederhana, tidak sakit, mudah dikerjakan, memerlukan waktu
tidak lebih dari 10 menit. Pap Smear merupakan tes yang aman dan murah dan
telah dipakai bertahun-tahun lamanya untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang
terjadi pada sel-sel leher rahim. Pemeriksaan pap smear sebaiknya dilakukan
setiap tahun.
Pemeriksaan
Pap smear secara teratur telah menyelamatkan jiwa jutaan wanita di seluruh
dunia dari kanker serviks. Kebanyakan wanita yang terkena kanker serviks adalah
mereka yang belum pernah atau tidak teratur menjalani Pap smear.
Penelitian
dari Swedia, menunjukkan bahwa perempuan yang melakukan pap smear secara rutin
cenderung lebih bisa selamat jika mereka terdiagnosa kanker serviks, bila
dibandingkan dengan perempuan yang memiliki kanker serviks yang terdeteksi dari
gejalanya. Diagnosa kanker serviks setelah melakukan rutinitas pap smear
meningkatkan angka kesembuhan dari 66 % ke lebih dari 90 %. Pada
hampir 400 perempuan yang meninggal karena kanker serviks, 75 % tidak pernah
menjalani tes pap smear.
Manfaat Pap Smear :
Manfaat pemeriksaan pap smear adalah untuk :
1.
Pemeriksaan
skrining adanya perubahan sel ke arah keganasan secara dini sehingga kelainan
prakanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah
2.
Menentukan
proses peradangan akibat infeksi kuman, jamur, parasit maupun virus
3.
Mengetahui
adanya sel kanker leher rahim
4.
Interprestasi
kondisi hormonal wanita
Yang Sebaiknya Melakukan Pap Smear :
Beberapa faktor resiko bagi wanita yang perlu melakukan pemeriksaan pap smear ini adalah :
1.
Pernah
melakukan hubungan seksual
2.
Memiliki
riwayat hubungan seksual dengan beberapa pasangan
3.
Mempunyai
riwayat penyakit menular seksual seperti herpes, GO, chlamidia, dll
4.
Di
keluarga mempunyai riwayat penyakit kanker serviks.
5.
Adanya
infeksi Human Papilloma Virus (HPV).
6.
Memiliki
banyak anak
7.
Sebagai
perokok baik aktif maupun pasif, karena zat nikotin serta racun lain yang masuk
ke dalam darah melalui asap rokok mampu meningkatkan kemungkinan terjadinya
tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim.
Waktu Yang Tepat Melakukan Pap Smear :
Waktu
untuk melakukan tes pap smear adalah setiap saat di luar masa haid. Waktu yang
paling tepat melakukan Pap smear adalah 10-20 hari setelah hari pertama haid
terakhir. Panduan dari American Cancer Society merekomendasikan bahwa
pemeriksaan untuk kanker serviks dimulai tiga tahun setelah seorang perempuan
aktif secara seksual, namun tidak sebelum berusia 21 tahun. Menurut American
College of Obstetricians and Gynecologists (1989) dalam Feig (2001),
merekomendasikan setiap wanita menjalani Pap Smear setelah usia 18 yahun atau
setelah aktif secara seksual. Sebelum pemeriksaan Pap smear dianjurkan
untuk tidak melakukan pencucian vagina dan melakukan berhubungan seksual 1-2
hari sebelum pemeriksaan.
Cara Melakukan Pap Smear :
Cara
pemeriksaan pap smear yaitu dilakukan dengan cara memasukkan alat (spekulum) ke
dalam vagina pasien, kemudian sampel sel leher rahim (serviks) di ambil dengan
menggunakan spatula kayu dan cerviks brush. Setelah itu sampel sel tersebut
di oleskan secara merata ke lembaran kaca obyek. Kemudian kaca obyek
tersebut dicelupkan ke dalam larutan alkohol 95% kurang lebih 30 menit dan
dikeringkan. Sediaan tersebut akan di periksa di laboratorium untuk di analisis
oleh dokter patologi anatomi. Hasilnya biasanya kurang lebih 1 minggu.
Hasil Pemeriksaan Pap Smear :
1.
Normal
(memuaskan,tanpa tanda-tanda ke arah pre cancer/cancer)
2.
Tidak
memuaskan (pengambilan spesimen tidak sesuai, perlu diulangi pengambilan
spesimen)
3.
Inflamasi
(iritasi sel akibat infeksi atau Sexual Transmitted Disease)
4.
Displasia
( gejala paling awal kanker )
5.
Carcinoma
in situ
Jika
hasil pap smear negatif yang berarti tidak ditemukan adanya abnormal sel, maka
tidak diperlukan terapi sampai jadwal pap smear yang berikutnya.
Jika
hasil Pap smear tidak normal, dokter kandungan dan kebidanan mungkin meminta
menjalani Pap smear ulangan dalam tiga atau enam bulann tergantung jenis
masalah yang miliki. Selama periode tersebut, sel-sel dari leher rahim bisa
sembuh sendiri atau justru semakin berkembang.
Bila
abnormalitasnya cukup mengkhawatirkan, dokter mungkin melakukan pemeriksaan HPV
atau pemeriksaan lanjutan yang disebut kolposkopi. Dalam pemeriksaan
kolposkopi, pasien akan ditempatkan di atas ranjang pemeriksaan seperti untuk
Pap smear dan asam asetat dioleskan pada leher rahim. Dokterkandungan dan
kebidanan akan menggunakan kolposkop (mikroskop elektronik besar) yang
ditempatkan sekitar 30 cm dari vagina. Cahaya terang dari ujung kolposkop
memungkinkan dokter melihat leher rahim untuk memeriksa tingkat dan sifat
perubahan sel. Sampel jaringan (biopsi) mungkin akan diambil dari daerah
abnormal serviks untuk dievaluasi lebih lanjut di laboratorium.
2.5 IVA
IVA adalah metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan
mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi kanker,
maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang
diperiksa. Metode tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan
papsmear yang selama ini lebih populer.
Cara
Kerja IVA :
a. Sebelum
dilakukan pemeriksaan, pasien akan mendapat penjelasan mengenai prosedur yang
akan dijalankan. Privasi dan kenyamanan sangat penting dalam pemeriksaan ini.
b. Pasien
dibaringkan dengan posisi litotomi (berbaring dengan dengkul ditekuk dan kaki
melebar).
c.
Vagina akan dilihat secara visual
apakah ada kelainan dengan bantuan pencahayaan yang cukup.
d. Spekulum
(alat pelebar) akan dibasuh dengan air hangat dan dimasukkan ke vagina pasien
secara tertutup, lalu dibuka untuk melihat leher rahim.
e.
Bila terdapat banyak cairan di
leher rahim, dipakai kapas steril basah untuk menyerapnya.
f.
Dengan menggunakan pipet atau
kapas, larutan asam asetat 3-5% diteteskan ke leher rahim. Dalam waktu kurang
lebih satu menit, reaksinya pada leher rahim sudah dapat dilihat. Bila warna leher
rahim berubah menjadi keputih-putihan, kemungkinan positif terdapat kanker.
Asam asetat berfungsi menimbulkan dehidrasi sel yang membuat penggumpalan
protein, sehingga sel kanker yang berkepadatan protein tinggi berubah warna
menjadi putih.
2.6 SADARI
Terbukti
95% wanita yang terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan
hidup lebih dari lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani "sadari" (periksa
payudara sendiri – saat menstruasi – pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10
setelah hari pertama haid) di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara. Pemeriksaan
payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun atau lebih. Bagi wanita
usia lebih dari 30 tahun dapat melakukan pemeriksaan payudara sendiri maupun ke
bidan atau dokter untuk setiap tahunnya.
Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan
melihat perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara
dengan cara berbaring. Pemeriksaan payudara dapat dilakukan dengan melihat
perubahan di hadapan cermin dan melihat perubahan bentuk payudara dengan cara
berbaring.
1.
Melihat
Perubahan Di Hadapan Cermin.
Lihat
pada cermin , bentuk dan keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak).
Cara melakukan :
Tahap 1
Melihat perubahan bentuk dan
besarnya payudara, perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca.
Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah disamping
badan.
Tahap
2
Periksa
payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan maksud untuk melihat
retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot atau fascia dibawahnya.
Tahap 3
Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan
disamping kanan dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat
perubahan pada payudara.
Tahap 4
Menegangkan
otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang/ tangan menekan pinggul
dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
2.
Melihat Perubahan Bentuk Payudara Dengan
Berbaring.
Tahap 1. Persiapan
Dimulai
dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan membengkokkan kedua lutut
Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang telah dilipat di bawah bahu
sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan
tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa
payudara kanan .Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa sembarang
benjolan atau penebalan. Periksa payudara Anda dengan menggunakan Vertical
Strip dan Circular.
Tahap 2. Pemeriksaan Payudara dengan Vertical
Strip
Memeriksa
seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang selangka di bagian
atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara kedua payudara ke
garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan
pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan
tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan
kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm
kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar dan
menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan meliputi
seluruh bagian yang ditunjuk.
·
Tahap 3. Pemeriksaan
Payudara dengan Cara Memutar.
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat
putaran yang besar. Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan
benjolan yang luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai
ke puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan
sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
Tahap 4. Pemeriksaan Cairan Di Puting Payudara.
Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan
payudara Anda untuk melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.
Tahap 5. Memeriksa Ketiak
Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan
rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kanker system
reproduksi adalah penyakit pada system reproduksi akibat pertumbuhan tidak
normal dari sel-sel jaringan tubuh yang berubah jadi sel kanker. Dalam
perkembangannya, sel-sel kanker ini dapat menyebar kebagian tubuh lain sehingga
dapat menyebabkan kematian.
Kanker
mulai didalam sel-sel, blok-blok bangunan yang menyusun jaringan-jaringan.
Jaringan-jaringan menyusun organ-organ tubuh. Secara normal, sel-sel tumbuh dan
membelah untuk membentuk sel-sel baru ketika tubuh membutuhkan mereka. Ketika
sel-sel tumbuh menjadi tua, mereka mati, dan sel-sel baru mengambil tempat
mereka.
Kadangkala,
proses yang teratur ini berjalan salah. Sel-sel baru terbentuk ketika tubuh
tidak memerlukan mereka, dan sel-sel tuatidak mati ketika mereka seharusnya
mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut
pertumbuhan atau tumor.
Metode
yang digunakan untuk mendeteksi dini timbulnya kanker serviks dapat diketahui
dengan tes pap smear dan IVA. Sedangkan untuk mendeteksi dini timbulnya kanker
payudara dapat diketahui dengan SADARI (periksa payudara sendiri).
3.2 Saran
1.
Bagi Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan agar dapat mengerti
tentang skrining untuk keganasan dan penyakit sistemek yang meliputi kanker
system reproduksi dan tes deteksi sini yang menyertainnya.
2. Bagi Tenaga
Kesehatan
Diharapakan mampu mengerti tentang skrining
untuk keganasan dan penyakit sistemek yang meliputi kanker system reproduksi
dan tes deteksi dini yang menyertainnya dan dapat memberikan pelayanan yang
terbaik bagi klien serta mampu memberikan asuhan secara komprehensif.
3. Bagi institusi
Diharapkan institusi dapat
mengajarkan ilmu kepada mahasiswanya bagaimana cara penerapan tentang
skrining untuk keganasan dan penyakit sistemek yang meliputi kanker system
reproduksi dan tes deteksi dini yang menyertainnya
4. Bagi pengajar
Diharapkan dengan adanya teori
dan buku-buku yang tersedia dapat mengajarkan kepada masiswa mengenai skrining untuk
keganasan dan penyakit sistemek yang meliputi kanker system reproduksi dan tes
deteksi dini yang menyertainnya.
Daftar Pustaka
Novel, Sinta S. dkk. 2009. Kanker Serviks dan Infeksi Human
Papillomavirus. Bandung: Java
Media
Setiati Eni. 2009. Waspadai 4 Kanker Ganas Pembunuh Wanita.
Yogyakarta: CV.Andi Offset
Rasjidi Imam. 2007. Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi.Jakarta:
EGC
sendiri-sadari.html
kesehatan-reproduksihttp://alzeinsi.blogspot.com/2012/05/makalah-
kanker-payudara-breast-cancer.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar