Minggu, 16 Juni 2013

MAKALAH RUJUKAN DI PUSKESMAS




BAB I
PENDAHULUAN

1.1    LATAR BELAKANG
Pelaksanaan sistem rujukan di Indonesia telah diatur dengan bentuk bertingkat atau berjenjang, yaitu pelayanan kesehatan tingkat pertama, kedua dan ketiga, di mana dalam pelaksanaannya tidak berdiri sendiri-sendiri namun berada di suatu sistem dan saling berhubungan. Apabila pelayanan kesehatan primer tidak dapat melakukan tindakan medis tingkat primer maka ia menyerahkan tanggung jawab tersebut ke tingkat pelayanan di atasnya, demikian seterusnya.
Apabila seluruh faktor pendukung (pemerintah, teknologi, transportasi) terpenuhi maka proses ini akan berjalan dengan baik dan masyarakat awam akan segera tertangani dengan tepat. Sebuah penelitian yang meneliti tentang sistem rujukan menyatakan bahwa beberapa hal yang dapat menyebabkan kegagalan proses rujukan yaitu tidak ada keterlibatan pihak tertentu yang seharusnya terkait, keterbatasan sarana, tidak ada dukungan peraturan.

1.2    RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian rujukan dan sistem rujukan ?
2.      Apa tujuan sistem rujukan Puskesmas ?
3.      Apa kegiatan dan pembagian sistem rujukan Puskesmas ?
4.      Bagaimana alur sistem rujukan puskesmas ?
5.      Bagaimana langkah- langkah sistem rujukan dalam pelayanan kebidanan di Puskesmas ?
6.      Apa saja rujukan dalam kelainan ginekologi ?
7.      Apa saja faktor – faktor penyebab rujukan ?
8.      Bagaimana skema rujukan dan jenjang pelayanan ?



1.3    TUJUAN PENULISAN
  1. Untuk mengetahui apa pengertian rujukan dan sistem rujukan
  2. Untuk mengetahui apa saja tujuan sistem rujukan di Puskesmas
  3. Untuk mengetahui apa kegiatan dan pembagian sistem rujukan di Puskesmas
  4. Unruk mengetahui bagaimana alur sistem rujukan di puskesmas
  5. Untuk mengetahui bagaimana langkah- langkah sistem rujukan dalam pelayanan kebidanan di Puskesmas
  6. Untuk mengetahui apa saja rujukan dalam kelainan ginekologi di Puskesmas
  7. Untuk mengetahui apa saja faktor – faktor penyebab rujukan
  8. Untuk mengetahui bagaimana skema rujukan dan jenjang pelayanan



















BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN RUJUKAN DAN SISTEM RUJUKAN
Rujukan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal (dan satu unit ke unit yang lebih lengkap / rumah sakit) untuk horizontal (dari satu bagian lain dalam satu unit). (Muchtar, 1977)
Rujukan adalah sesuatu yang digunakan pemberi informasi (pembicara) untuk menyokong atau memperkuat pernyataan dengan tegas. Rujukan mungkin menggunakan faktual ataupun non faktual. Rujukan faktual terdiri atas kesaksian, statistik contoh, dan obyek aktual. Rujukan dapat berwujud dalam bentuk bukti.
Nilai-nilai, dan/atau kredibilitas. Sumber materi rujukan adalah tempat materi tersebut ditemukan (Wikipedia)
Sistem rujukan upaya keselamatan adalah suatu sistem jaringan fasilitas pelayanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal-balik atas masalah yang timbul baik secara vertikal (komunikasi antara unit yang sederajat) maupun horizontal (komunikasi inti yang lebih tinggi ke unit yang lebih rendah) ke fasilitas pelayanan yang lebih kompeten, terjangkau, rasional dan tidak dibatasi oleh wilayah administrasi. (Kebidanan Komunitas: hal 207)
Rujukan Pelayanan Kebidanan adalah pelayanan yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan yang dilakukan oleh bidan ke tempat atau fasilitas pelayanan kesehatan atau fasilitas kesehatan lain secara horizontal maupun vertical.



Tata laksana rujukan:
  1. Internal antas-petugas di satu rumah
  2. Antara puskesmas pembantu dan puskesmas
  3. Antara masyarakat dan puskesmas
  4. Antara satu puskesmas dan puskesmas lainnya
  5. Antara puskesmas dan rumah sakit, laboratorium atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
  6. Internal antar-bagian/unit pelayanan di dalam satu rumah sakit
  7. Antar rumah sakit, laboratoruim atau fasilitas pelayanan lain dari rumah sakit
(Kebidanan Komunitas)


2.2 TUJUAN SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Tujuan umum sistem rujukan adalah untuk meningkatkan mutu, cakupan dan efisiensi pelayanan kesehatan secara terpadu (Kebidanan Komunitas). Tujuan umum rujukan untuk memberikan petunjuk kepada petugas puskesmas tentang pelaksanaan rujukan medis dalam rangka menurunkan IMR dan AMR.
Tujuan khusus sistem rujukan adalah:
a.             Meningkatkan kemampuan puskesmas dan peningkatannya dalam rangka menangani rujukan kasus “resiko tinggi” dan gawat darurat yang terkait dengan kematian ibu maternal dan bayi.
b.            Menyeragamkan dan menyederhanakan prosedur rujukan di wilayah kerja puskesmas.
Kaji ulang tentang keperluan dan tujuan upaya rujukan pada ibu dan keluarganya. Kesempatan ini harus dilakukan selama ibu melakukan kunjungan asuhan antenatal atau pada saat awal persalinan, jika memungkinkan. Jika ibu belum membuat rencana selama kehamilannya, penting untuk mendiskusikan rencana rujukan dengan ibu dan keluarganya pada saat-saat awal persalinan. Jika kemudian tiinbul masalah pada saat persalinan dan rencana rujukan belum dibicarakan maka senngkali sulit unruk membuat persiapan-persiapan dengan cepat. Rujukan tepat waktu merupakan unggulan asuhan syarat ibu dalam mendukung keselamatan ibu.

2.3 KEGIATAN DAN PEMBAGIAN DALAM SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Rujukan dalam pelayanan kebidanan merupakan kegiatan pengiriman orang sakit dari unit kesehatan yang kurang lengkap ke unit yang lebih lengkap berupa rujukan kasus patologis pada kehamilan, persalinan dan nifas masuk didalamnya, pengiriman kasus masalah reproduksi lainnya seperti kasus ginekologi atau kontrasepsi yang memerlukan penanganan spesialis. Termasuk juga didalamnya pengiriman bahan laboratorium.
Jika penderita telah sembuh dan hasil laboratorium telah selesai, kembalikan dan kirimkan ke unit semula, jika perlu disertai dengan keterangan yang lengkap (surat balasan).
Rujukan informasi medis membahas secara lengkap data-data medis penderita yang dikirim dan advis rehabilitas kepada unit yang mengirim. Kemudian Bidan menjalin kerja sama dalam sistem pelaporan data-data parameter pelayanan kebidanan, terutama mengenai kematian maternal dan pranatal. Hal ini sangat berguna untuk memperoleh angka-angka secara regional dan nasional pemantauan perkembangan maupun penelitian.
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan internal dan rujukan eksternal.
a.      Rujukan Internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu) ke puskesmas induk.
b.      Rujukan Eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang pelayanan kesehatan, baik horizontal  (dari puskesmas rawat jalan ke puskesmas rawat inap) maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah).

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari: rujukan medik dan rujukan kesehatan.
1.      Rujukan Medik adalah rujukan pelayanan yang terutama meliputi upaya penyembuhan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif). Misalnya, merujuk pasien puskesmas dengan penyakit kronis (jantung koroner, hipertensi, diabetes mellitus) ke rumah sakit umum daerah. Jenis rujukan medik:
a.       Transfer of patient. Konsultasi penderita untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan operatif dan lain-lain.
2.      Transfer of specimen. Pengiriman bahan untuk pemeriksaan laboratorium yang lebih lengkap.
3.      Transfer of knowledge/personel. Pengiriman tenaga yang lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan mutu layanan pengobatan setempat. Pengiriman tenaga-tenaga ahli ke daerah untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan melalui ceramah, konsultasi penderita, diskusi kasus dan demonstrasi operasi (transfer of knowledge). Pengiriman petugas pelayanan kesehatan daerah untuk menambah pengetahuan dan keterampilan mereka ke rumah sakit yang lebih lengkap atau rumah sakit pendidikan, juga dengan mengundang tenaga medis dalam kegiatan ilmiah yang diselenggarakan tingkat provinsi atau institusi pendidikan (transfer of personel).
  1. Rujukan Kesehatan adalah hubungan dalam pengiriman dan pemeriksaan bahan ke fasilitas yang lebih mampu dan lengkap. Rujukan ini  umumnya berkaitan dengan upaya peningkatan promosi kesehatan (promotif) dan pencegahan (preventif). Contohnya, merujuk pasien dengan masalah gizi ke klinik konsultasi gizi (pojok gizi puskesmas), atau pasien dengan masalah kesehatan kerja ke klinik sanitasi puskesmas (pos Unit Kesehatan Kerja).


Masukkan persiapan-persiapan dan informasi berikut ke dalam rencana rujukan :
a.       Siapa yang akan menemani ibu dan bayi baru lahir.
b.      Tempat –tempat rujukan mana yang lebih disukai ibu dan keluarga. (Jika ada lebih dari satu kemungkinan tempat rujukan, pilih tempat rujukan yang paling sesuai berdasarkan jenis asuhan yang diperlukan
c.       Sarana transportasi yang akan digunakan dan siapa yang akan mengendarainya. Ingat bahwa transportasi harus tersedia segera, baik siang maupun malam.
d.      Orang yang ditunjuk menjadi donor darah, jika transfusi darah diperlukan.
e.       Uang yang disisihkan untuk asuhan medis, transportasi, obat-obatan dan bahan-bahan.
f.       Siapa yang akan tinggal dan menemani anak-anak yang lain pada saat ibu tidak di rumah.

2.4 ALUR SISTEM RUJUKAN DI PUSKESMAS
Alur rujukan kasus kegawat daruratan:
1.      Antara masyrakat ke Puskesmas
2.      Antara Puskesmas pembantu / bidan di desa ke Puskesmas
3.      Intern antara petugas Puskesmas / Puskesmas rawat inap
4.      Antara Puskesmas dengan Rumah Sakit, Laboratorium atau fasilitas kesehatan lainnya.

2.5 LANGKAH-LANGKAH RUJUKAN DALAM PELAYANAN KEBIDANAN DI PUSKESMAS
1.            Menentukan kegawatdaruratan penderita
a.       Pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih ditemukan penderita yang tidak dapat ditangani sendiri oleh keluarga atau kader/dukun bayi, maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan yang terdekat, oleh karena itu mereka belum tentu dapat menerapkan ke tingkat kegawatdaruratan.
b.      Pada tingkat bidan desa, puskesmas pembantu dan puskesmas. Tenaga kesehatan yang ada pada fasilitas pelayanan kesehatan tersebut harus dapat menentukan tingkat kegawatdaruratan kasus yang ditemui, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawabnya, mereka harus menentukan kasus mana yang boleh ditangani sendiri dan kasus mana yang harus dirujuk.
2.            Menentukan tempat rujukan
Prinsip dalam menentukan tempat rujukan adalah fasilitas pelayanan yang mempunyai kewenangan dan terdekat termasuk fasilitas pelayanan swasta dengan tidak mengabaikan kesediaan dan kemampuan penderita.
3.            Memberikan informasi kepada penderita dan keluarga
Kaji ulang rencana rujukan bersama ibu dan keluarga.  Jika perlu dirujuk, siapkan dan sertakan dokumentasi tertulis semua asuhan, perawatan dan hasil penilaian (termasuk partograf) yang telah dilakukan untuk dibawa ke fasilitas rujukan. Jika ibu tidak siap dengan rujukan, lakukan konseling terhadap ibu dan keluarganya tentang rencana tersebut. Bantu mereka membuat rencana rujukan pada saat awal persalinan.
4.            Mengirimkan informasi pada tempat rujukan yang dituju
a.       Memberitahukan bahwa akan ada penderita yang dirujuk.
b.      Meminta petunjuk apa yang perlu dilakukan dalam rangka persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan.
c.       Meminta petunjuk dan cara penangan untuk menolong penderita bila penderita tidak mungkin dikirim.
5.            Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
Hal-hal yang penting dalam  mempersiapkan rujukan untuk ibu :
1. Bidan
Pastikan bahwa ibu dan/atau bayi baru lahir didampingi oleh penolong persalinan yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk menatalaksana kegawatdaruratan obstetri dan bayi baru lahir untuk dibawa ke fasilitas rujukan
2.  Alat
Bawa perlengkapan dan bahan-bahan untuk asuhan persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir (tabung suntik, selang IV, dll) bersama ibu ke tempat rujukan. Perlengkapan dan bahan-bahan tersebut mungkin diperlukan jika ibu melahirkan sedang dalam perjalanan.
3.  Keluarga
Beri tahu ibu dan keluarga mengenai kondisi terakhir ibu dan/atau bayi dan mengapa ibu dan/atau bayi perlu dirujuk. Jelaskan pada mereka alasan dan keperluan upaya rujukan tersebut. Suami atau anggota keluarga yang lain harus menemani ibu dan/atau bayi baru lahir ke tempat rujukan.
4.  Surat
Berikan surat ke tempat rujukan. Surat ini harus memberikan identifikasi mengenai ibu dan/atau bayi baru lahir, cantumkan alasan rujukan dan uraikan hasil pemeriksaan, asuhan atau obat-obatan yang diterima ibu dan/atau bayi baru lahir. Lampirkan partograf kemajuan persalinan ibu pada saat rujukan.
5.  Obat
Bawa obat-obatan esensial pada saat mengantar ibu ke tempat rujukan. Obat-obatan mungkin akan diperlukan selama perjalanan.
6.  Kendaraan
Siapkan kendaraan yang paling memungkinkan untuk merujuk ibu dalam kondisi yang cukup nyaman. Selain itu pastikan bahwa kondisi kendaraan itu cukup baik untuk. mencapai tempat rujukan dalam waktu yang tepat.
7.  Uang
Ingatkan pada keluarga agar membawa uang dalam jumlah yang cukup untuk membeli obat-obatan yang diperiukan dan bahan-bahan kesehatan lain yang diperiukan selama ibu dan/atau bayi baru lahir tinggal di fesilitas rujukan.

8.      Darah
Siapkan darah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi pasien.
6.            Pengiriman Penderita
7.            Tindak lanjut penderita :
a.       Untuk penderita yang telah dikembalikan (rawat jalan pasca penanganan)
b.      Penderita yang memerlukan tindakan lanjut tapi tidak melapor harus ada tenaga kesehatan yang melakukan kunjungan rumah

2.6 RUJUKAN TERHADAP KELAINAN GINEKOLOGI
2.6.1   Asuhan yang diberikan oleh Bidan
1.         Anamnesa
Pada anamnesa hal-hal yang perlu ditanyakan :
a.                            Riwayat Kesehatan
Ini berhubungan dengan kebudayaan, ras, dan umur, ini berguna untuk membantu perawat mengkaji kelompok resiko terjadinya penyakit-penyakit gangguan sistem reproduksi.
Kebudayaan kepercayaan/agama sangat mempengaruhi perilaku seseorang dalam hal seksualitas, jumlah pasangan. Penggunaan kontrasepsi dan prosedur spesifik terhadap mengakhiri kehamilan.
b.      Riwayat Kesehatan Individu dan Keluarga
Kebiasaan sehat pasien seperti: diet, tidur dan latihan penting untuk dikaji. Pentingnya juga ditentukan apakah pasien peminum alcohol, perokok dan menggunakan obat-obat.
c.                            Status Sosial Ekonomi
Yang perlu dikaji : tempat lahir, lingkungan, posisi dalam keluar, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan, situasi financial, sumber stress, agama, aktivitas-aktifitas yang menyenangkan akan mempengaruhi kesehatan reproduksi.
d.         Riwayat Kesehatan Sekarang
Meliputi keluhan utama, misalnya : nyeri, perdarahan, pengeluaran cairan / sekret melalui vagina, ada massa keluhan
e.                             Fungsi roproduksi
Nyeri yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi hampir sama dengan nyeri pada gangguan system gastrointestinal dan perkemihan pasien harus menguraikan tentang : nyeri, intensitas kapan dan dimana kesediannya, durasi dan menyebabkan nyeri bertambah dan berkurang, hubungan nyeri dan menstruasi, seksual fungsi urinarius  dan gastrointestinal.
Perdarahan perlu dikaji ke dalam perdarahan abnormal seperti : perdarahan pada saat kehamilan, dan setelah menopause, karakteristik perdarahan abnormal harus dikaji mencakup : terjadinya durasi, interval, dan faktor-faktor pencetus perdarahan. Kapan kejadiannya : pada siklus menstrurasi atau menopause, setelah berhubungan seksual, trauma atau setelah aktifitas juga dikaji jumlah darah, warna konsistensi dan perubahan-perubahan yang terjadi.
Pengeluaran cairan melalui vagina dapat menyebabkan infeksi berair di sekitarnya jaringan, gatal, nyeri, selanjutnya timbul rasa malu dan cemas. Perawat harus menanyakan tentang tentang jumlah, warna, konsiskensi, bau dan pengeluaran terus-menerus. Gejalanya seperti luka, perdarahan, gatal, dan nyeri pada genital.








2.                     Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ini mencakup:
a.       Pemeriksaan fisik umum yaitu : tinggi badan, berat badan, bentuk / postur tubuh, sistem pernapasan, kardiovaskaler tingkat kesadaran
b.      Pemeriksaan spesifik yaitu:
1.      Pemeriksaan payudara
Pemeriksaan inspeksi payudara dilakukan pada pasien dengan posisi duduk. Hal yang diperiksa : ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan, masa retraksi, jaringan perut / bekas luka, kondisi puting susu.
2.      Pemeriksaan abdomen
Pemeriksaan abdomen untuk mengetahui adanya masa abdominopelvic. Massa yang dapat ditemukan pada organ reproduksi, sehingga perlu dikombinasikan riwayat kesehatan
c.       Pemeriksaan genetalia eksternal
Bertujuan mengkaji kesesuaian umur dengan perkembangan system reproduksi. Posisi pasien saat pemeriksaan genetalia eksternal adalah litotomi.
Kaji kondisi rambut pada simpisis pubis dan vulva, kulit dan mukosa vulva dari anterior ke posterior hal yang dikaji mencakup adanya tanda-tanda peradangan, bengkak, lesi dan pengeluaran cairan dari vagina.
d.      Pemeriksaan pelvic
Pemeriksaan dalam pada vagina dan serviks, pertama kali dilakukan secara manual dengan jari telunjuk, untuk menentukan lokasi seviks.
Lakukan inspeksi serviks, erosi, nodul, massa, cairan pervaginam dan perdarahan, juga lesi atau luka.

2.6.2   Asuhan yang dilakukan di Puskesmas
Pemeriksaan Laboratorium, yaitu Tes papanicolaou’s atau pap smear
Merupakan pemeriksaan sitologi untuk deteksi adanya sel prekanker dan kanker juga untuk mendeteksi adanya gangguan virus, jamur dan parasit. Pemeriksaan sel dinding vagina juga untuk mengevaluasi fungsi hormon-hormon steroid.

2.7  FAKTOR – FAKTOR PENYEBAB RUJUKAN
  1. Riwayat bedah sesar
  2. Pendarahan pervaginaan
  3. Persalinan kurang bulan
  4. Ketuban pecah disertai dengan mekonium yang pecah
  5. Ketuban pecah lebih dari 24 jam
  6. Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan
  7. Ieterus
  8. Anemia berat
  9. Tanda / gejala infeksi
  10. Preklamsia / hipertensi dalam kehamilan
  11. Tinggi fundus 40 cm / lebih
  12. Gawat janin
  13. Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan
  14. Presentasi bukan belakang kepala
  15. Presentasi ganda
  16. Kehamilan ganda (genteli)
  17. Tali pusat menumbung
  18. Syok





2.8        SKEMA RUJUKAN DAN JENJANG PELAYANAN
Organization Chart 
                                                    BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam pengertiannya, sistem rujukan upaya kesehatan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.
Rujukan medik puskesmas dilakukan secara berjenjang mulai dari:
a. Kader dan dukun bayi
b. Posyandu
c. Pondok bersalin/bidan desa
d. Puskesmas pembantu
e. Puskesmas rawat inap
f. Rumah sakit kabupaten

Keuntungan sistem rujukan
  1. Pelayanan yang diberikan sedekat mungkin ke tempat pasien, berarti bahwa pertolongan dapat diberikan lebih cepat, murah dan secara psikologis memberi rasa aman pada pasien dan keluarganya.
  2. Dengan adanya penataran yang teratur diharapkan pengetahuan dan keterampilan petugas daerah makin meningkat sehingga makin banyak kasus yang dapat dikelola di daerahnya masing-masing.
  3. Masyarakat desa dapat menikmati tenaga ahli.

Asuhan pada kasus ginekologi yang diberikan oleh Bidan
1.      Anamnesa
2.      Pemeriksaan Fisik
a.             Pemeriksaan payudara
b.           Pemeriksaan abdomen
c.            Pemeriksaan genetalia eksternal
d.           Pemeriksaan pelvic

Asuhan yang dilakukan di Puskesmas
e.       Pemeriksaan lab Tes papanicolaou’s atau pap smear

Asuhan yang dilakukan di Rumah sakit
f.        Pemeriksaan laboratorium
1.      Pemeriksaan darah
2.      Pemeriksaan Urinalis
3.      Pemeriksaan Mikroskopi
g.       Tindakan Operatif
1.      Persiapan (Pre-Operatif)
2.      Pemantauan Post Operasi

3.2  SARAN
a.                              Saran untuk Tenaga Kesehatan
Dengan adanya sistem rujukan, diharapkan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu karena tindakan rujukan ditujukan pada kasus yang tergolong beresiko tinggi. Bidan sebagai tenaga kesehatan harus memiliki kesiapan untuk merujuk ibu dengan keluhan ginekologi ke fasilitas kesehatan rujukan secara optimal dan tepat waktu jika menghadapi penyulit.  
b.                        Saran untuk penulis
Jika dalam penulisan makalah ini terdapat kekurangan dan kesalahan kami mohon maaf. Untuk itu kami memerlukan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik dikemudian hari.



c.                               Saran untuk pembaca
Dengan adanya makalah ini kami harap pembaca dapat memberikan saran jika ada kesalahan atau kekurangan dalam penulisan makalah ini kami mohon kritik dan sarannya agar dalam penulisan makalah kedepannya bisa lebih baik.


























DAFTAR PUSTAKA

2.      http://dianhusadaratnayunita.blogspot.com/p/sistem-rujukan-dalam-puskesmas.html
3.      http://puskesmasprimaryhealthcare.wordpress.com/2011/10/10/sistem-rujukan-puskesmas/
6.      http://dirzaar.blogspot.com/2012/05/petunjuk-teknis-sistem-rujukan.html